ILMU BAHAN MAKANAN
MENCEGAH
PENGGUNAAN ZAT PEWARNA pada JAJANAN ANAK
Dosen
: DR.YULIANA.SP.MSi
KASMITA.SPd.MSi
O
L
E
H
Wenggi Sartika Sari (55702)
Fakultas
Teknik
Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga
Universitas
Negeri Padang
2011
KATA PENGANTAR
Utama
dan utama sekali, marilah kita panjatkan puji syukur kita atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan kita kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah Ilmu Bahan Makanan mengenai
“Mencegah Penggunaan Zat Pewarna pada Jajanan Anak”.
Syalawat
beriring salam kita sampaikan kepada pucuk pimpinan umat islam sedunia, yakni
Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman kebodohan sampai ke zaman
yang serba canggih, yang kita rasakan pada saat ini.
Alhamdulilah
hirabbil’alamin saya bisa menyelesaikan makalah Ilmu Bahan Makanan mengenai
“Mencegah Penggunaan Zat Pewarna pada Jajanan Anak “ ini dengan baik. Yang mana
makalah ini merupakn syarat pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan dan
syarat untuk dapat mengikuti ujian akhir semester. Mudah-mudahan para pembaca
dapat mengerti dengan makalah yang saya buat.
Sekian
saja, itu yang dapat saya sampaikan.
Dan pastinya makalah yang saya buat ini sangat jauh dari kesempurnaa, karena
kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, untuk itu mohon dimaklumi dengan
kesalahan saya. Mudah-mudahan makalah saya ini dapat berguna bagi para pembaca.
Amin.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Padang, Mei 2011
Penulis,
Pembahasan Masalah
Penampilan makanan, termasuk warnanya, sangat berpengaruh untuk menggugah selera. Penambahan zat pewarna pada
makanan bertujuan agar makanan
lebih menarik. Zat pewarna sendiri secara luas digunakan diseluruh dunia. Di
Indonesia, sejak dahulu orang banyak menggunakanpewarna makanan
tradisional yang berasal dari bahan alami, misalnya kunyituntuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau
dan daun jambu untuk warna merah. Pewarna alami ini aman dikonsumsi namun
mempunyaikelemahan, yakni
ketersediaannya terbatas, dan warnanya tidak homogensehingga tidak cocok digunakan untuk industri
makanan dan minuman.Penggunaan bahan
alami untuk produk massal akan meningkatkan biayaproduksi menjadi lebih mahal dan lebih sulit karena sifat pewarna alamitidak homogen sehingga sulit menghasilkan warna
yang stabil.Kemajuanteknologi pangan pangan memungkinkan zat pewarna
dibuat secara sintetis.Dalam jumlah yang sedikit, suatu zat kimia bisa memberi
warna yang stabilpada produk pangan. Dengan
demikian produsen bisa menggunakan lebihbanyak pilihan warna untuk
menarik perhatian konsumen.
Pengertian
Zat Adiktif
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses
produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud
tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi
yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Macam-macam Zat Aditif
1. Zat
Pewarna
Contoh pewarna alami: Contoh
pewarna sintetik:
a. Anato (orange) a. Biru
berlian (biru)
b. Karamel (cokelat hitam) b.
Coklat HT (coklat)
c. Beta karoten (kuning) c.
Eritrosit (merah)
d. Klorofil (hijau) d. Hijau FCF
(hijau)
2.
Penyedap rasa dan aroma serta penguat
rasa
Zat aditif ini dapat memberikan,
menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan.
Ø Penyedap
rasa dan aroma (flavour)
Penyedap rasa dan aroma yang
banyak digunakan berasal dari golongan ester.
Contoh: Isoamil asetat (rasa
pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil
propionat (rasa rum)
Ø Penguat
rasa (flavour echancer)
Bahan penguat rasa atau penyedap
makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium
Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.
3.
Zat pemanis buatan
Bahan ini tidak atau hampir
tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin
(kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan
serbitol.
4.
Pengawet
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet dan
penggunaannya:
a. Asam benzoat, natrium benzoat
dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan
caos.
b. Natrium nitrat (NaNo3), untuk
daging olahan dan keju.
c. Natrium nitrit (Na No2),
untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.
d. Asam propionate, untuk roti
dan sediaan keju olahan.
Tabel1.
Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan
Bahan Pengawet
|
Produk Pangan
|
Pengaruh terhadap Kesehatan
|
Ca-benzoat
|
Sari buah, minuman ringan, minuman
anggur manis,
ikan asin |
Dapat menyebabkan reaksi merugikan
pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin
|
Sulfur dioksida
(SO2) |
Sari buah, cider, buah
kering, kacang kering, sirup, acar
|
Dapat menyebabkan pelukaan
lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan
alergi |
K-nitrit
|
Daging kornet, daging kering,
daging asin, pikel daging
|
Nitrit dapat mempengaruhi
kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan
sakit kepala, anemia, radang ginjal,
muntah |
Ca- / Na-propionat
|
Produk roti dan tepung
|
Migrain, kelelahan, kesulitan
tidur
|
Na-metasulfat
|
Produk roti dan tepung
|
Alergi kulit
|
Asam sorbat
|
Produk jeruk, keju, pikel dan
salad
|
Pelukaan kulit
|
Natamysin
|
Produk daging dan keju
|
Dapat menyebabkan mual, muntah,
tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit
|
K-asetat
|
Makanan asam
|
Merusak fungsi ginjal
|
BHA
|
Daging babi segar dan sosisnya,
minyak sayur, shortening, kripik kentang, pizza beku, instant
teas
|
Menyebabkan penyakit hati dan
kanker.
|
5. Anti
oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah
atau menghambat oksidasi.
Contoh:
a. Asam askorbat (bentukan garam
kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah
kalangan.
b. Butil hidroksianisol (BHA),
digunakan untuk lemak dan minyak makanan
c. Butil hidroksitoluen (BHT),
digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
6. Pengemulsi,
pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu
pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
Contoh: agar-agar, gelatin, dan
gom arab
7. Pemutih
dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat
proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu
pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton
peroksida, dan kalium bromat
8. Pengatur
keasaman
Zat aditif ini dapat
mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh:
asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam
laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
9. Anti
kempal
Zat aditif ini
dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium
silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
10. Pengeras
Zat aditif ini
dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium
sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
11. Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada
lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA
dan dinatrium EDTA
12. Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan
adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri
fosfat, vitamin A, dan vitamin D
“Mencegah penggunaan bahan pewarna pada jajanan anak-anak”
Menurut
Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988, zat pewarna adalah bahan tambahan
makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan (www.usu.com).
Pewarna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkin pada tahun 1856. Sejak
itu, berbagai jenis pewarna sintetik berhasil disintesis (www.wikipedia.com).
Pada tahun 1876 Witt menyatakan bahwa molekul zat warna merupakan gabungan dari
zat organik yang tidak jenuh, kromofor sebagai pembawa warna dan auksokrom
sebagai pengikat antara warna dengan serat. Secara lebih luas zat warna
tersusun dari hidrokarbon tak jenuh,Chromogen, Auxocrome dan zat aditif
(migration, levelling, wetting agent, dsb)
Kiat aman pilih makanan:
1. Amati apakah warna makanan mencolok atau jauh
berbeda dari warna aslinya. Warna snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna
terlalu mencolok kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.
2. Jangan lupa, cicipi. Biasanya, lidah akan cukup
jeli membedakan, mana makanan yang aman dan mana yang tidak.Makanan yang tidak
aman umumnya berasa tajam. Misalnya sangat gurih.
3. Perhatikan pula kualitas makanan, apakah masih
segar atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang
sudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau
makanan tersebut sudah kadaluarsa.
4. Cium juga aromanya. Bau apak atau tengik
merupakan pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh
mikroorganisme.
5. Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti, adakah
kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak
kesehatan.
Berikut
ini adalah zat-zat kimia berbahaya yang sering ditemukan di jajanan anak
sekolah :
- Siklamat (pemanis buatan)
- Sakarin (pemanis buatan)
- Nitrosamin (aroma khas pada sosis, keju, kornet, ham dan dendeng)
- MSG (penyedap rasa)
- Rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas)
- Metanil Yellow (pewarna tekstil dan cat)
- Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan)
- Boraks (pengawet non makanan dan pestisida)
- Natamysin (pengawet)
- Kalium asetat (pengawet)
- Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Zat-zat
kimia tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh, mulai dari
mual,muntah, diare, hingga kerusakan pada system pencernaan, hati, jantung,
otak, limpa, system saraf pusat dan bahkan bisa memicu kanker. Oleh karena itu
sebaiknya bekali makanan pada anak Anda ketika berangkat sekolah. Agar
anak-anak tidak bosan, bekali mereka dengan menu yang berbeda-beda dan menarik,
namun tetap terjaga kandungan gizinya dan tidak mengandung zat berbahaya.
Tidak
semua jajanan yang dikudap si kecil aman dan sehat. Banyak jajanan yang
ternyata tidak baik untuk kesehatan, karena disisipi bahan tambahan yang
berbahaya. Bahan tambahan apa saja yang sering digunakan pada jajanan anak?
Berikut ini beberapa bahan tambahan yang sering dijumpai dalam jajanan
anak-anak:
1. Pewarna buatan.
Tujuan penggunaan pewarna buatan adalah untuk membuat
anak-anak tertarik untuk mengudapnya, karena anak-anak cenderung lebih tertarik
pada makanan dengan warna-warna cerah menyala. Yang sering digunakan adalah
rhodamin B (warna merah) dan methanil yellow (kuning). Kedua pewarna buatan
tersebut biasa digunakan sebagai pewarna tekstil. Produsen makanan lebih
memilih menggunakan pewarna buatan karena warna yang dihasilkan lebih menarik
daripada pewarna alamiah seperti kunyit. Konsumsi tinggi bahan pewarna buatan
tadi bisa memicu diare, alergi, sampai kanker atau kerusakan ginjal.
2.
Formalin.
Sebetulnya, formalin digunakan untuk membunuh bakteri
pembusuk atau untuk mengawetkan jasad makhluk hidup, tapi sering disalahgunakan
untuk mengawetkan makanan. Bila dikonsumsi dalam konsentrasi tinggi, formalin
dapat mempengaruhi kerja saraf. Jika mau, sebetulnya bisa menggunakan garam
atau laos (lengkuas) untuk mengawetkan makanan.tekinik pembuatan dan
penyimpanan juga mempengaruhi keawetan makanan. Jika tempat pembuatan steril,
otomatis juga akan lebih mengawetkan makanan.
3. Boraks.
Di beberapa daerah, boraks dikenal dengan sebutan bleng.
Boraks digunakan untuk mengenyalkan atau merenyahkan makanan, seperti bakso,
mie, atau kerupuk. Untuk mie, selain diberi formalin, terkadang juga diberi
semacam cairan lilin agar tidak lengkete.
4. MSG.
MSG (Monosodium glutamate) ditambahkan pada makanan
dengan tujuan untuk menambah rasa gurih makanan atau masakan. Banyak camilan
anak-anak yang mengandung MSG. Yayasan PIRAC menemukan banyak pengusaha camilan
anak-anak yang tidak mencantumkan adanya MSG dalam kemasannya. Bahaya konsumsi
MSG yang berlebihan masih belum disadari oleh masyarakat luas. Padahal makanan
yang mengandung MSG minimum 5 gram dapat memicu penyakit asma. Selain itu,
berbagai reaksi tubuh dapat muncul setelah mengkonsumsi MSG seperti gatal,
mual, muntah, migrain, gangguan hati, ketidakmampuan belajar, depresi, bahkan
mengganggu keseimbangan fungsi otak. MSG juga sebaiknya tidak dikonsumsi oleh
ibu hamil, karena bisa masuk ke plasenta.
5. Pemanis buatan.
Aspartam, siklamat dan sakarin adalah beberapa jenis pemanis
buatan yang umum dipakai sebagai pengganti gula. Industri makanan dan minuman memanfaatkan
zat-zat ini untuk menekan ongkos produksi. Sebab, rasa manis yang dihasilkan
bisa mencapai 30-300 kali gula biasa. Untuk konsumsi rumah tangga, zat-zat ini
dimanfaatkan untuk diet penderita jantung, diabetes, atau menurunkan berat
badan. Pemanis buatan ini menjadi pilihan karena tidak mengandung kalori.
Pemanis buatan, pada tingkat tertentu bisa menjadi karsinogen.
Gangguan Kesehatan Akibat Jajanan
Yg Tidak Sehat
1. Jajanan yang dijual di pinggir jalan
kemungkinan besar tercemar timah (Pb). Pb ini dapat mengakibatkan idiot,
infertilitas, keguguran, kelumpuhan, gastrointestinal (kram perut, sembelit,
mual, muntah-muntah), encephalophaty (sakit kepala, bingung, pikiran kacau,
sering pingsan, dan koma), gagal ginjal, kaku, kelemahan, tidak ingin bermain,
peka terhadap rangsangan, sulit berbicara.
2. Makanan tidak bersih dapat tercemar
bakteri E-coli. Gangguan yang ditimbulkan bakteri ini adalah sakit perut,
diare, dan gangguan pencernaan lainnya.
3. Jajanan yang menggunakan formalin
dan boraks dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, seperti sakit perut akut,
muntah-muntah, depresi sistem saraf, serta kegagalan peredaran darah. Formalin
dan boraks biasanya digunakan untuk pengawet mayat, pembasmi kecoa, dan
penghilang bau. Dalam dosis tinggi, formalin menyebabkan kejang-kejang, tidak
bisa kencing, muntah darah, kerusakan ginjal, bahkan kematian.
4. Jajanan dengan pewarna rhodamin
dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati, bahkan kanker hati puluhan tahun
kemudian.
5. 5.Jajanan yang mengandung vetsin
(mono sodium glutamat/MSG) menyebabkan sindrom restoran china. Tanda-tanda rasa
kebas di tengkuk, menjalar ke lengan dan belakang. Dalam jangka panjang, MSG
dapat mengakibatkan kanker bahkan kematian.
6. Jajanan yang manis-manis harus
dikontrol. Menurut kepustakaan, pemakaian sukrosa yang ekstrem seperti 200
gr/hari atau sekitar 30 persen dari kecukupan energi sehari akan memicu
peningkatan kadar kolestrol dan gula dalam darah. Efek negatif lainnya, memicu
kerusakan gigi (kariogenik) dan obesitas. Gula yang tersisa di gigi menjadi
media yang baik bagi pertumbuhan mikroba di mulut. Keadaan ini bisa menyebabkan
karies gigi. Makanan seperti permen dan manis-manis lainnya bersifat lebih
kariogenik daripada gula yang ada dalam makanan yang mesti dikonsumi bersama
makanan lainnya seperti roti, daging, sayur. Makanan lain itu akan menghambat
peningkatan konsentrasi ion hidrogen mulut. Apalagi jika makanan itu mengandung
flor. Pemanis sebagai pemicu sudah lama dibuktikan. Nilai energi gula sama
dengan karbohidrat lain, yaitu 4 kalori untuk setiap gram.
Tips Mengawasi Jajanan Anak
Ancaman
dari bahaya jajanan sekarang memang perlu di perhatikan secara khusus oleh para
orang tua, sehingga kesehatan anak tidak terganggu. Mungkin tips di bawah ini bisa embantu anda.
1. Biasakan sarapan. Anak yang sarapan akan lebih dapat menahan
keinginannya untuk jajan karena perutnya telah berisi makanan olahan rumah yang
lebi aman. Kalaupun mau membeli makanan olahan.
2. Anjurkan anak membawa bekal. Bekal tidak harus bikinan
orangtua. Bekal pun dapat berupa jajanan yang mesti bersih dan aman
3. Membuat bekal makanan yang tidak kalah enak dari jajanan
yang dapat dibeli di luar rumah.
4. Ajak buah hati membuat penganan di rumah. Dari sini Anda
akan tahu makanan apa yang menjadi favoritnya, dan cocok untuk bekalnya ke
sekolah.
5. Perhatikan betul kandungan
bahan dan nutrisi dalam kemasannya. Pilih yang terbuat dari gula sukrosa,
laktosa, atau fruktosa. Hindari makanan manis yang tak mencantumkan kandungan
gulanya, karena disinyalir rasa manis tersebut berasal dari pemanis buatan
6. Untuk penganan asin-gurih,
jangan pilih yang ada tulisan Penyedap Rasa atau MSG di daftar ingredients
(bahannya)
7. Pilih tempat bersih. Jika
terpaksa harus jajan, pilihlah tempat yang bersih. Tempat jajan yang bersih
diharapkan lebih terbebas dari pencemar dan zat-zat berbahaya
8. Jelaskan bahayanya. Beri
pengertian tentang bahaya yang dapat ditimbulkan bila anak-anak terus-menerus
mengonsumsi jajanan yang tidak sehat. Diharapkan anak mampu mengontrol
keinginan jajannya
9. Beri contoh. Pada
keseharian orangtua, terutama ketika bersama anak, biasakan untuk tidak jajan.
Anak akan lebih cepat belajar dari apa yang diamati ketimbang dari apa yang
diajarkan
10. Tegas membatasi permintaan
anak untuk jajan. Caranya, membatasi uang jajan mereka dan frekuensi jajan.
Misalnya anak-anak hanya boleh jajan hari Sabtu atau Minggu.
11.Tanamkan kebiasaan menabung.
Kebiasaan menabung pada anak dapat menekan keinginan jajan. Jika anak tidak
jajan dan menyisihkan uang sakunya, ia akan dapat membeli barang kesukaannya.
Macam – Macam Pemanis
Buatan
Sesuai dengan keputusan Badan POM
tahun 2004 pasal 22, pemanis buatan digunakan untuk makanan rendah kalori dan
makanan tanpa penambahan gula. Selain itu, pemanis buatan ini
sebenarnya hanya untuk penderita Diabetes Mellitus. Dan jenis dari pemanis
buatan itu sendiri antara lain;
- Siklamat, sudah lama diteliti tidak dianjurkan untuk anak,kerap dicampur dengan pemanis lain. Citarasanya, menyenangkan, karena bisa menutupi rasa pahit dan mempertajam rasa dari campuran. Di Amerika sudah lama dilarang karena secara signifikan meningkatkan kejadian tumor buli – buli setelah penggunaan siklamat dan sakarin sebanyak 2500mg /kg/hari.
- Sakarin; (sweet and low) sudah dikenal 100 tahun lalu, namun masih diselidiki apakah mengandung zat Karsinogenik. manisnya 700 kali gula
- Aspartame; Nutrasweet,Equal) mengandung berbagai toksin yang meyebabkan gejala sakit kepala, alergi, dan gejala penyakit autoimun (autoimmune disease) serta menyebabkan penumpukan formaldehide ang merusak syaraf otak
- Sucralose; Klorinasi gula(sucrose), sudah bayak ditemukan efek samping seperti timbul rasa cemas, serangan panik, sakit kepala, gelisah, alergi dan diare.
- Xylitol; biasanya akan terasa dingin jika mencair dalam mulut, sering dipakai pada permen , tablet hisap
- Sorbitol; sudah dipakai selama 50 tahun terakhir. Sebagai pemanis , rasanya lembut, memberi efek dingin pada mulut.
Tingkatkan resiko Obesitas
Meskipun
mengandung rendah kalori, pemanis buatan meningkatkan nafsu anak
untuk mengkonsumsi makanan yang rasanya manis. Itu bisa terjadi karena
tingginya proses metabolisme dalam tubuh. Jadi anak akan
mencari makanan manis lain dan meningkatkan asupan kalori mereka sehingga, bisa
terjadi kelebihan berat badan. Selain Obesitas pengaruh pemanis
buatan ini bila sering dikonsumsi adalah:
1.
Karies gigi
2.
Diabetes Mellitus
3.
Panyakit kardiovaskuler,asteroklerosis
4.
Behavioral disturbance(sakit kepala, ganguan belajar,
emosi dan mental)
Bagaimana Cara menghindarinya
Biasakan
sikecil mengkonsumsi makanan sehat, yaitu makanan
dengan gizi seimbang , perbanyak makanan utama, buah dan susu, kurangi
kebiasaan jajan anak yang mungkin mengandung zat
pemanis buatan, Sebaiknya teliti dulu zat – zat makanan yang
didalamnya sebelum membeli makanan dalam kemasan, beri pengertian anak
sedikit demi sedikit tentang bahaya jajan sembarangan, Para orang tua terutama
ibu juga bisa belajar membuat jajanan sehat sendiri dirumah
untuk anak – anak.
BAHAN PEWARNA SINTETIK
Bahan pewarna makanan terdiri dari dua jenis yaitu yang alami dan sintetik berikut disamping hanya yang sintetik saja. Bahan pewarna sintetik yang telah dihasilkan para ahli kimia berasal dari Coal Tar, yang jumlahnya ratusan. Pewarna sintetik yang juga disebut pewarna buatan, banyak disenangi oleh industri pangan maupun non pangan (tekstil, kulit dan kertas).
Zat Aditif Pewarna Makanan
Zat aditif makanan di definisikan sebagai
bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu. Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna,
penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat,
pengental, dan anti gumpal.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia.
Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
• Warna kuning : tartrazin, sunset yellow
• Warna merah : allura, eritrosin, amaranth.
.
• Warna biru : biru berlian
• Warna biru : biru berlian
.
Cara menghindari penggunaan zat warna buatan dalam produk makanan :
1. Setiap kali membeli produk makanan, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
Cara menghindari penggunaan zat warna buatan dalam produk makanan :
1. Setiap kali membeli produk makanan, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
2. Perhatikan label pada setiap kemasan produk. Pastikan di label itu tercantum izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang tertulis: “POM dan Nomor izin pendaftaran”. Atau jika produk tersebut hasil industri rumah tangga maka harus ada nomor pendaftarannya yang tertulis : “ P-IRT dan nomor izin pendaftaran”.
.
3. Untuk produk makanan yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok, karena kemungkinan warna tersebut berasal dari bahan pewarna bukan makanan (non food grade) seperti pewarna tekstil.
3. Untuk produk makanan yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok, karena kemungkinan warna tersebut berasal dari bahan pewarna bukan makanan (non food grade) seperti pewarna tekstil.
Berikut ini beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada makanan (Syah et al. 2005) :
1. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
2. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
3. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal ini penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
4. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
.
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama produk disimpan.
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama produk disimpan.
SUMBER
Sumber: Agar Si Kecil Mau Makan (by
Ny. Endang Winarsho AG)
http://dahlanforum.wordpress.com/2007/07/27/zat-aditif/
Sumber
:Detikhealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar